Minat:

Kamis, 05 Juli 2012

WASPADA!!! PROGRAM e-KTP MENGERIKAN!!! ADA KONSPIRASI MUSUH ISLAM DIBALIK PROGRAM e-KTP...!!!

Benarkah e-KTP itu termasuk salah satu konspirasi tingkat tinggi antara pemerintah dengan pihak asing? apa sebenarnya tujuan di buatnya e-KTP, apakah hanya untuk keamanan atau untuk mengawasi gerak gerik masyarakat?.. e-KTP kan ada chipnya, otomatis semua gerak gerik kita bisa diketahui? apakah kita yang sudah punya e-KTP ini hilang sudah privasinya ?.e-KTP atau Elektronic-Kartu Tanda Penduduk merupakan Kartu Tanda Penduduk yang di buat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaan berfungsi secara komputerisasi. e-KTP didesain dengan metode autentikasi dan pengamanan data tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan menanamkan chip di dalam kartu yang memiliki kemampuan autentikasi, enkripsi dan tanda tangan digital.

Tentu yang mengusik nurani kita adalah bahwa e-KTP sangat bersinggungan dengan privasi kita. Dengan adanya chip di dalam e-KTP, tiap warga Negara bisa diawasi begitu ketat, baik keberadaannya maupun gerak-geriknya. Terlebih kini sudah lahir UU Intelijen sebagai otoritas penguat untuk mengintai daya kritisme masyarakyat.
Tentu kita harus sadar, selain terkait masalah kependudukan, penerapan e-KTP tidak terlepas dari isu terorisme yang melanda bangsa ini. Bayangkan dalam tahap pembuatan e-KTP, tiap warga negara harus melalui proses berlapis.
Selain difoto, kita juga harus membubuhkan tanda tangan secara digital, mencap sidik jari (10 jari), memverifikasi sidik jari, dan terakhir kita juga diharuskan melakukan verifikasi tanda tangan digital. Bahkan selain itu, tiap pembuat e-KTP diharuskan melakukan perekaman iris mata. Tentu kita bertanya-tanya apa maksud dari ini semua. Dan kita tidak tahu fungsi sejati dari sebuah ‘perekaman iris mata’. Mari kita berdoa, semoga kita terlindung dari motif yang tidak-tidak.
Tanpa bermaksud melakukan generalisasi secara menyeluruh, namun salah satu yang mengusik pikiran saya selama ini ialah kemiripan e-KTP beserta chip di dalamnya dengan program The RFID Chip 666 sebagai alat kontrol zionisme yang dimasukkan ke dalam permukaan kulit manusia. (Silahkan anda lihat videonya dihttp://www.youtube.com/watch?v=QA5ng9EN0DA).
Dasar pengembangan RFID untuk manusia adalah sebuah sistem yang disebut SmartCard yang memiliki microchip lithium yang berfungsi membaca data riwayat seseorang yang berhubungan secara elektronik ke pusat data pemerintah seperti informasi kesehatan, data pajak, dan jumlah tabungan serta identitas pribadi lainnya
Tujuannya sederhana, Zionis ingin melakukan kontrolisasi dan pendataan pergerakan manusia-manusia yang telah mereka incar. Dengan dimasukkannya chip ke dalam tubuh manusia, hal itu akan memudahkan mereka untuk memastikan target yang mereka incar berada dalam sebuah pengawasan “Sang mata satu”.
RFID sendiri atau Radio Frequency Identification digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. RFID tag adalah sebuah benda kecil (sebesar biji beras) yang dapat ditempelkan pada suatu barang atau produk. Hebatnya meski kecil, RFID tag berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu query (semacam kemampuan untuk menampilkan suatu data dari database) yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver.
Sejarah ini bermula ketika tahun 1946, Léon Theremin menemukan alat mata-mata untuk pemerintah Uni Soviet yang dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Gelombang suara ini kemudian memodulasi frekuensi radio yang terpantul. Walaupun alat ini adalah sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif dan bukan sebuah kartu/label identitas, alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi RFID.
Beberapa publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada semenjak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an.Rupanya alasan dibalik pembuatan tekhnologi canggih ini tidak terlepas dari doktrin teologis 666 di bible. Dalam surat wahtu 13: 16-18 dijelaskan.
“dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.” (Lebih jauh silahkan anda bacahttp://www.tldm/. org/news4/markofthebeast.htm)

Lantas apa yang membahayakan dari program chip ini? Tidak lain adalah sebuah perangkat yang bisa memanipulasi manusia dari mulai emosi, mental, sekaligus fisik. Dalam program zionis, inilah yang biasa kita kenal sebagai mindcontrol.
Amerika Serikat sendiri sebagai pemerintahan Zionis, sudah mempersiapkan pemberlakukan RFID Chip kepada para warganya sebagai antisipasi dari tindakan terrorisme yang menyerang negaranya. Bahkan di Spanyol Baja Beach Club, sebuah klub malam eksklusif di Barcelona, sejak tahun 2004 sudah menanamkan Chip sebagai prasyarat untuk menjadi pelanggan VIP dengan dalih keperluan identifikasi.
Dan saya sungguh khawatir bahwa e-KTP adalah cikal bakal dari pemberlakuan RFID Chip 666, terlebih dalam e-KTP ada sebuah chip yang berisi data-data yang sama seperti tercantum di tampilan muka kartu identitas, alamat kontak pemilik kartu, sertifikat serta data kunci pemilik kartu yang tersimpan dalam database milik negara (pedomannews.com/ Kamis, 30 Juni 2011)

Dan Saat ini e-KTP telah mulai meluas digunakan di hampir seluruh negara anggota Uni Eropa dan beberapa negara Asia seperti China dan India. Akankah ini betul-betul menuju sebuah tatanan yang satu, maksud yang satu, dan arah yang satu yakni sebuah tatanan dunia baru yang lazim disebut New Wolrd Order. Kita harus jeli dan terus waspada. Awasi terus program e-KTP. Allahua’lam.
(Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi/ yopiedinar.blogspot)
http://www.globalmuslim.web.id/2012/04/waspada-program-e-ktp-mengerikan.html

Menangkal Panah Iblis


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa wanita adalah panah iblis yang paling tepat sasaran. Seperti yang sudah dimaklumi bahwa fitnah perempuan adalah fitnah yang paling berbahaya bagi laki-laki. Banyak sekali pria yang terperdaya dengannya, dirinya di perbudak dengan cinta yang haram, hatinya tak mampu melupakannya serta gejolak yang tak bia di redam .
Bagaimana caranya supaya dia  bisa terlepas dari tali perbudakan asmara?  jika anda orang di perbudak itu ikutilah cara yang di lontarkanSyaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Pertama: Anda harus cepat menikah, karena menikah adalah salah satu cara yang bisa meredam gejolak itu bahkan bisa menyalurkannya, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَحَاسِنِ امْرَأَةٍ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّمَا مَعَهَا مِثْلُ مَا مَعَهَا

“Jika seseorang di antara kalian melihat kecantikan perempuan maka hendaklah dia mendatangi istrinya, karena apa yang dia (perempuan itu) miliki seperti apa yang di punyai istrinya”. (HR Muslim no: 10  Kitab An Nikah)
Kedua: Selalu menjaga shalat yang lima waktu dengan berjamaah, berdoa  memohon kepada Allah ta’ala dengan khusyu dan ikhlash di waktu dini hari  agar memalingkan hatinya dari fitnah itu dan hendaklah dia memperbanyak do’a ini :

يَا مُقَلِّبَ اْلقُلُوْبِ ثَبَّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قَلْبِيْ إِلَى طَاعَتِكَ وَطَاعَةِ رَسُوْلِكَ

“Ya Allah yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hati saya di atas Agama-Mu. Ya Allah yang mengatur hati palingkankanlah hati saya agar taat kepada-Mu dan taat kepada Rasul-Mu”.
Karena jika dia terus berdoa memohon kepada-Nya dan tak bosan-bosan memintanya dengan ikhlash dan khusyu pasti Allah akan memalingkan hatinya dari fitnah itu,  Allah ta’ala berfirman:

كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ

“Demikianlah, agar kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (Yusuf 24)
Ketiga: Menjauhi tempat tinggal orang itu dan menjauhi dari berkumpul dengannya atau dengan orang yang bisa mengingatkannya, sehingga tak pernah lagi mendengar akan kabarnya, juga membuang segala sesuatu yang bisa mengingatkan akan dia seperti, surat, foto dll karena jauh dari itu semua membuat hubungan menjadi renggang dan kering dan pada akhirnya hilang.
Cobalah, dan rasakanlah perubahan yang terjadi.
(Abu Sulaiman Aman Abdurrahan)

Tim elit paranormal dalam intelijen Amerika

"Yang memampukan seorang penguasa bijak dan jenderal yang baik untuk bisa menyerang, menaklukkan dan mencapai hasil yang melebihi jangkauan manusia biasa adalah informasi awal."


-- Sun Tzu - The Art of War --


Sun Tzu, mengucapkan kalimat tersebut 2.500 tahun yang lalu, namun pesan ini sungguh masih relevan hingga saat ini.


Mengumpulkan informasi mengenai kondisi musuh adalah salah satu kunci kemenangan dalam peperangan dan taktik ini merupakan sebuah praktek yang lazim dilakukan di dunia intelijen.


Namun, ketika intelijen di dunia Timur mulai menggunakan teknologi-teknologi barat yang canggih, Intelijen dunia barat malah kembali ke cara-cara tradisional yang populer di kebudayaan timur. Ini tercermin dari proyek rahasia CIA yang bocor ke publik tahun 1995, yaitu proyek Stargate.


Proyek Rahasia Stargate
Proyek ini adalah proyek rahasia pemerintah Amerika Serikat yang dijalankan oleh CIA, bekerja sama dengan badan intelijen dan militer lainnya seperti NSA (National Security Agency) dan angkatan darat. Proyek ini mulai aktif sekitar tahun 1970an hingga ditutup pada tanggal 30 Juni 1995.




Tujuan proyek ini adalah untuk menyelidiki fenomena paranormal seperti remote viewing (kemampuan mendapatkan informasi tertentu dari jarak jauh tanpa harus berada di lokasi), Precognition (meramalkan suatu peristiwa yang akan terjadi di masa datang) dan Telekinesis (memindahkan sebuah objek tanpa menyentuhnya).


Walaupun kedengarannya mengada-ngada, namun penggunaan teknik Remote Viewing misalnya, telah dipakai oleh intelijen Amerika pada beberapa black operation di masa lampau. Salah satu tokoh yang dikenal ahli dalam penggunaan teknik ini adalah Ingo Swann, yang di kemudian hari menjadi otak dari Stargate. Ingo Swann juga adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah Remote Viewing.




Ingo Swann


Tentu saja, CIA tidak sekedar hanya tertarik menyelidiki fenomena ini. Mereka juga menyelidiki kemungkinan penggunaannya di dalam dunia intelijen.


Dalam proyek ini, para peneliti mengembangkan satu set protokol yang dimaksudkan untuk membuat pengalaman-pengalaman paranormal seperti remote viewing menjadi lebih scientific. Mereka juga secara aktif berusaha menemukan metode yang bisa meminimalisir ketidakakuratannya.


Proyek ini dianggap sebagai usaha terakhir dalam komunitas intelijen Amerika dan para "viewers" ini hanya akan diberi tugas jika semua usaha lain telah dicoba dan gagal.


Pada masa jayanya, proyek ini memiliki laboratorium penelitian hingga 14 unit di seluruh Amerika dan paling tidak ada 22 remote viewers yang bekerja untuk menyediakan data intelijen.


Ketika proyek ini ditutup pada tahun 1995, paling tidak masih ada tiga orang remote viewer yang masih aktif di CIA.


Remote Viewing dan Intelijen
Ketika tugas diberikan, seorang viewer akan masuk ke sebuah ruangan bersama seorang pemandu. Di ruangan ini viewer akan memproyeksikan pikirannya sambil berusaha tetap menjaga kesadarannya.


Sang pemandu kemudian akan menunjukkan sebuah lokasi atau kordinat sebuah wilayah di peta, lalu meminta viewer untuk mulai memproyeksikan pikirannya. Kemudian pemandu akan menanyakan apa yang dilihatnya. Sang viewer kemudian membuat catatan dan sketsa untuk menggambarkan impresi yang didapatkannya.


Salah satu aspek penting dalam teknik ini adalah, sang viewer tidak boleh memberikan penilaiannya sendiri atas impresi yang didapat. Jika ini diabaikan, maka impresi yang dihasilkan akan menjadi tidak akurat.


Tidak selesai sampai disitu, Jika viewer telah mendapatkan beberapa informasi, maka Informasi ini masih harus diverifikasi oleh pihak lain untuk menemukan penafsiran yang cukup tepat.


Walaupun informasi yang didapat para viewer tidak selalu berguna, namun, para viewer di proyek Stargate terbukti pernah menghasilkan beberapa informasi intelijen yang cukup luar biasa.




Keith Harary
Keith Harary adalah salah satu remote viewer yang direkrut ke dalam proyek Stargate.


Pada tahun 1979, terjadi krisis penyanderaan warga Amerika di Iran, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Iran Contra.


Keith diminta untuk menyelidiki situasi di Iran dengan remote Viewing. Kemudian, Keith mulai memproyeksikan pikirannya.


Dari penglihatannya, Ia berhasil mengetahui kalau salah satu warga Amerika yang disandera di Iran "mengalami Nausea (Perasaan selalu ingin muntah) dengan satu sisi tubuhnya terluka/rusak" dan sandera itu "akan dibawa pulang dengan pesawat terbang beberapa hari kemudian".


Informasi ini cukup akurat. Seorang sandera yang bernama Richard Queen ternyata mengidap lemah otot, mata rabun, kordinasi tubuh yang kacau balau, vertigo dan multiple sclerosis yang mempengaruhi saraf di satu sisi tubuhnya. Akibatnya, Queen dilepas oleh para penyandera di Iran dan presiden Jimmy Carter mengirim sebuah pesawat untuk membawanya pulang.




Joseph McMoneagle
Lain lagi kisah Joseph McMoneagle, juga seorang Viewer. Pada tahun 1979, ketika perang dingin masih berlangsung antara Rusia dan Amerika, ia berhasil mengetahui informasi mengenai jadwal peluncuran kapal selam Rusia terbaru.


Ia mengatakan kalau kapal selam itu akan diluncurkan empat bulan setelah prediksinya, yaitu sekitar bulan Januari 1980.


Foto satelit yang didapatkan oleh intelijen Amerika menunjukkan akurasi prediksi ini. Di antara rekan-rekannya di Stargate, McMoneagle memang dikenal mampu memprediksi sebuah peristiwa beberapa bulan sebelum terjadi.


Jadi, kemampuan yang dimilikinya lebih kearah precognitive dibanding remote viewing.


Kemampuan ini didapatkannya ketika ia mengalami Near Death Experience (pengalaman hampir mati) di tahun 1970an. Setelah itu, ia mulai mendapatkan pengalaman-pengalaman paranormal yang membuatnya direkrut ke dalam proyek Stargate.
Reply With Quote
zeus
View Public Profile
Send a private message to zeus
Find all posts by zeus
#2 
Old Today, 11:01
zeus's Avatar 
zeus Male zeus is offline
Junior Member


Join Date: May 2011
Location: Heaven
Posts: 249
Thanks: 0
Thanked 14 Times in 7 Posts
zeus super top memberzeus super top memberzeus super top memberzeus super top memberzeus super top memberzeus super top memberzeus super top memberzeus super top memberzeus super top memberzeus super top memberzeus super top member
Default
Lanjutan..


Patrick Price
Patrick Price adalah seorang remote viewer yang lain. Berbeda dengan viewer lainnya, Patrick memiliki akurasi yang sangat luar biasa. Di dalam proyek Stargate, kemampuannya boleh dibilang menyamai Ingo Swann, sang otak dari Stargate, dan persaingan di antara keduanya telah melegenda di kalangan CIA.


Pada tahun 1973, Patrick diberikan sebuah kordinat di wilayah Rusia dan diminta mendeskripsikan impresi yang didapatkannya mengenai wilayah tersebut. Hasilnya, para petinggi militer terkejut karena ia mendeskripsikan adanya sebuah fasilitas militer super rahasia di tempat itu.




Patrick yang tidak memiliki latar belakang militer atau intelijen bahkan mampu menyediakan daftar nama proyek yang berhubungan dengan aktifitas yang sedang berlangsung, termasuk proyek yang sangat sensitif dan rahasia. Ia bahkan bisa menyebut nama kode untuk fasilitas itu, tata letaknya dan nama orang-orang yang terlibat dalam proyek rahasia itu secara akurat.


Salah seorang petinggi CIA pernah mendeskripsikan Patrick dengan kalimat "He was extraordinarily accurate, unbelievably accurate".


Sekarang kalian tahu mengapa Uni Sovyet bisa runtuh dan takluk dengan Amerika Serikat. Sayangnya Patrick meninggal pada tanggal 14 Juli 1975 sebelum sempat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi.




Paul H Smith
Pada tanggal 17 Mei 1987, Iran meluncurkan sebuah rudal yang kemudian menghancurkan kapal fregat Stark milik Amerika Serikat. Peristiwa ini mengejutkan dunia, namun tidak bagi mereka yang terlibat di Stargate karena tiga hari sebelumnya, salah seorang viewer bernama Paul H Smith telah memprediksinya.


Dalam bukunya yang berjudul "Reading the Enemy's Mind: Inside Star Gate: America's Psychic Espionage Program", Smith mengatakan kalau ada rekannya di Stargate yang bahkan bisa membengkokkan sendok dengan pikirannya.


Mengenai ditutupnya proyek Stargate, Smith menyalahkan birokrat di pemerintahan Amerika yang skeptis dan takut untuk mengambil risiko.


Lyn Buchanan
Lyn Buchanan adalah seorang sersan yang direkrut ke dalam proyek Stargate. Namun ia bukan seorang remote viewer.




Lyn Buchanan adalah seorang ahli telekinesis. Selain itu ia juga seorang ahli komputer. Dua kemampuan ini cukup untuk menarik perhatian petinggi militer yang segera merekrutnya ke dalam proyek Stargate.


They are still watching
Pada tahun 1995, CIA melihat bahwa proyek ini tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap intelijen. Jadi, mereka memutuskan untuk menutup proyek senilai 20 juta dolar ini untuk selamanya, walaupun banyak yang percaya kalau mereka masih menjalankannya secara diam-diam.


Setelah ditutup secara resmi, para veteran stargate yang masih hidup mulai terbuka mengenai subyek remote viewing kepada publik Amerika. Salah seorang Viewer bernama David Morehouse misalnya, mendirikan sebuah perusahaan yang khusus melayani pelatihan remote viewing untuk pengembangan diri manusia.


Paul H Smith kemudian mendirikan RVIS, juga perusahaan yang bergerak dalam bidang pelatihan remote viewing. Ia juga kepala dari IRVA (International Remote Viewing Associations), sebuah organisasi yang terdiri dari para veteran Stargate dan paranormal swasta generasi terbaru.


Lyn Buchanan, sang ahli telekinesis, bersama dengan Mel Riley, remote viewer Stargate, mendirikan PSI (Problems Solutions Innovations) yang juga menyediakan jasa Remote Viewing.


Jadi, berhati-hatilah, karena kalian tidak tahu siapa yang sedang mengintip.


SUMBER;http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=431367

PERISTIWA ANEH BERTUBI-TUBI MENIMPA SEBUAH JENAZAH PEJABAT RI (Kisah Nyata)


PERISTIWA ANEH BERTUBI-TUBI MENIMPA SEBUAH JENAZAH (Kisah Nyata)

by Abu Abdurrahman on Friday, June 15, 2012 at 9:50pm ·

Ini adalah kisah nyata, kisah proses penguburan seorang pejabat di sebuah kota di Jawa Timur. Nama dan alamat sengaja tidak disebutkan untuk menjaga nama baik jenazah dan keluarga yang ditinggalkan.

Insya Allah kisah ini menjadi hikmah dan cermin bagi kita semua sebelum ajal menjemput. Kisah ini diceritakan langsung oleh seorang Modin (pengurus jenazah) kepada saya. Dengan gaya bertutur, selengkapnya ceritanya begini:

Saya terlibat dalam pengurus jenazah lebih dari 16 tahun, berbagai pengalaman telah saya lalui, sebab dalam jangka atau kurun waktu tersebut macam-macam jenis mayat sudah saya tangani. Ada yang meninggal dunia akibat kecelakaan, sakit tua, sakit jantung, bunuh diri dan sebagainya. Bagaimanapun, pengalaman mengurus satu jenazah seorang pejabat yang kaya serta berpengaruh ini, menyebabkan saya dapat kesempatan 'istimewa' sepanjang hidup.

Inilah pertama saya bertemu cukup aneh, menyedihkan, menakutkan dan sekaligus memberikan banyak hikmah. Sebagai Modin tetap di desa, saya diminta oleh anak almarhum mengurus jenazah Bapaknya. Saya terus pergi ke rumahnya. Ketika saya tiba sampai ke rumah almarhum tercium bau jenazah itu sangat busuk. Baunya cukup memualkan perut dan menjijikan. Saya telah mengurus banyak jenazah tetapi tidak pernah saya bertemu dengan mayat yang sebusuk ini. Ketika saya lihat wajah almarhum, sekali lagi saya tersentuh. Saya tengok wajahnya seperti dirundung oleh macam-macam perasaan takut, cemas, kesal dan macam-macam. Wajahnya seperti tidak mendapat nur dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Kemudian saya pun ambil kain kafan yang dibeli oleh anak almarhum dan saya potong. Secara kebetulan pula, disitu ada dua orang yang pernah mengikuti kursus "fardu kifayah" atau pengurus jenazah yang pernah saya ajar. Saya ajak mereka mambantu saya dan mereka setuju. Tetapi selama memandikan mayat itu, kejadian pertama pun terjadi, sekedar untuk pengetahuan pembaca, apabila memandikan jenazah, badan mayat itu perlu dibangunkan sedikit dan perutnya hendaklah diurut-urut untuk mengeluarkan kotoran yang tersisa. Maka saya pun urut-urut perut almarhum. Tapi apa yang terjadi, pada hari itu sangat mengejutkan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkehendak dan menunjukkan kekuasaannya karena pada hari tersebut, kotoran tidak keluar dari dubur akan tetapi melalui mulutnya.

Hati saya berdebar-debar. Apa yang sedang terjadi di depan saya ini? Telah dua kali mulut mayat ini memuntahkan kotoran, saya harap hal itu tidak terulang lagi karena saya mengurut perutnya untuk kali terakhir. Tiba-tiba ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala berlaku, ketika saya urut perutnya keluarlah dari mulut mayat itu kotoran bersama beberapa ekor ulat yang masih hidup. Ulat itu adalah seperti ulat kotoran (belatung). Padahal almarhum meninggal dunia akibat diserang jantung dan waktu kematiannya dalam tempo yang begitu singkat mayatnya sudah menjadi demikian rupa ? saya lihat wajah anak almarhum. Mereka seperti terkejut. Mungkin malu, terperanjat dan aib dengan apa yang berlaku pada Bapaknya,kemudian saya tengok dua orang pembantu tadi, mereka juga terkejut dan panik. Saya katakan kepada mereka,"Inilah ujian Allah terhadap kita". Kemudian saya minta salah satu seorang dari pada pembantu tadi pergi memanggil semua anak almarhum.

Almarhum pada dasarnya seorang yang beruntung karena mempunyai tujuh orang anak, kesemuanya laki-laki. Seorang berada di luar negeri dan enam lagi berada di rumah. Ketika semua anak almarhum masuk, saya nasehati mereka. Saya mengingatkan mereka bahwasanya tanggung jawab saya adalah membantu menguruskan jenazah Bapak mereka, bukan menguruskan semuanya, tanggung jawab ada pada ahli warisnya. Sepatutnya sebagai anak, mereka yang lebih afdal menguruskan jenazah Bapak mereka itu, bukan hanya iman, hanya bilal, atau guru. Saya kemudian meminta ijin serta bantuan mereka untuk menunggingkan mayat itu. Takdir Allah ketika ditunggingkan mayat tersebut, tiba-tiba keluarlah ulat-ulat yang masih hidup, hampir sebaskom banyaknya. Baskom itu kira-kira besar sedikit dari penutup saji meja makan. Subhanallah suasana menjadi makin panik. Benar-benar kejadian yang luar biasa sulit diterima akal pikiran manusia biasa. Saya terus berdoa dan berharap tidak terjadi lagi kejadian yang lebih ganjil.

Selepas itu saya memandikan kembali mayat tersebut dan saya ambilkan wudhu. Saya meminta anak-anaknya kain kafan. Saya bawa mayat ke dalam kamarnya dan tidak diijinkan seorang pun melihat upacara itu terkecuali waris yang terdekat sebab saya takut kejadian yang lebih aib akan terjadi. Peristiwa apa pula yang terjadi setelah jenazah diangkat ke kamar dan hendak dikafani, takdir Allah jua yang menentukan, ketika mayat ini diletakkan di atas kain kafan, saya dapati kain kafan itu hanya cukup menutupi ujung kepala dan kaki tidak ada lebih, maka saya tak dapat mengikat kepala dan kaki. Tidak keterlaluan kalau saya katakan ia seperti kain kafan itu tidak mau menerima mayat tadi. Tidak apalah, mungkin saya yang khilaf dikala memotongnya. Lalu saya ambil pula kain, saya potong dan tampung di tempat-tempat yang kurang. Memang kain kafan jenazah itu jadi sambung-menyambung, tapi apa mau dikata, itulah yang dapat saya lakukan.

Dalam waktu yang sama saya berdoa kepada Allah "Ya Allah, jangan kau hinakan jenazah ini ya Allah, cukuplah sekedar peringatan kepada hamba-Mu ini." Selepas itu saya beri taklimat tentang sholat jenazah tadi, satu lagi masalah timbul, jenazah tidak dapat dihantar ke tanah pekuburan karena tidak ada mobil jenazah/mobil ambulance. Saya hubungi kelurahan, pusat Islam, masjid, dan sebagainya, tapi susah. Semua sedang terpakai, beberapa tempat tersebut juga tidak punya kereta jenazah lebih dari satu karena kereta yang ada sedang digunakan pula. Suatu hal yang saya pikir bukan sekedar kebetulan. Dalam keadaan itu seorang hamba Allah muncul menawarkan bantuan. Lelaki itu meminta saya menunggu sebentar untuk mengeluarkan van/sejenis mobil pick-up dari garasi rumahnya. Kemudian muncullah sebuah van.

Tapi ketika dia sedang mencari tempat untuk meletakkan vannya itu dirumah almarhum, tiba-tiba istrinya keluar. Dengan suara yang tegas dia berkata dikhalayak ramai: "Mas, saya tidak perbolehkan mobil kita ini digunakan untuk angkat jenazah itu, sebab semasa hayatnya dia tidak pernah mengijinkan kita naik mobilnya." Renungkanlah kalau tidak ada apa-apanya, tidak mungkin seorang wanita yang lembut hatinya akan berkata demikian. Jadi saya suruh tuan yg punya van itu membawa kembali vannya. Selepas itu muncul pula seorang lelaki menawarkan bantuannya. Lelaki itu mengaku dia anak murid saya. Dia meminta ijin saya dalam 10-15 menit membersihkan mobilnya itu. Dalam jangka waktu yang ditetapkan itu,muncul mobil tersebut, tapi dalam keadaan basah kuyup. Mobil yang dimaksudkan itu sebenarnya lori. Dan lori itu digunakan oleh lelaki tadi untuk menjual ayam ke pasar, dalam perjalanan menuju kawasan pekuburan, saya berpesan kepada dua pembantu tadi supaya masyarakat tidak usah membantu kami menguburkan jenazah, cukup tinggal di camping saja akan lebih baik. Saya tidak mau mereka melihat lagi peristiwa ganjil. Rupanya apa yang saya takutkan itu berlaku sekali lagi, takdir Allah yang terakhir amat memilukan.

Sesampainya Jenazah tiba di tanah pekuburan, saya perintahkan tiga orang anaknya turun ke dalam liang dan tiga lagi menurunkan jenazah. Allah berkehendak semua atas makhluk ciptaan-Nya berlaku, saat jenazah itu menyentuh ke tanah tiba-tiba air hitam yang busuk baunya keluar dari celah tanah yang pada asal mulanya kering. Hari itu tidak ada hujan, tapi dari mana datang air itu? sukar untuk saya menjawabnya. Lalu saya arahkan anak almarhum, supaya jenazah bapak mereka dikemas dalam peti dengan hati-hati. Saya takut nanti ia terlentang atau telungkup na'udzubillah. Kalau mayat terlungkup, tak ada harapan untuk mendapat safa'at Nabi. Papan keranda diturunkan dan kami segera timbun kubur tersebut. Selepas itu kami injak-injak tanah supaya mampat dan bila hujan ia tidak mendap/ambrol. Tapi sungguh mengherankan, saya perhatikan tanah yang diinjak itu menjadi becek. Saya tahu, jenazah yang ada di dalam telah tenggelam oleh air hitam yang busuk itu. Melihat keadaan tersebut, saya arahkan anak-anak almarhum supaya berhenti menginjak tanah itu.

Tinggalkan lobang kubur 1/4 meter. Artinya kubur itu tidak ditimbun hingga ke permukaan lubangnya, tapi ia seperti kubur berlobang. Tidak cukup dengan itu, apabila saya hendak bacakan talqin, saya lihat tanah yang diinjak itu ada kesan serapan air. Masya Allah, dalam sejarah peristiwa seperti itu terjadi. Melihat keadaan itu, saya ambil keputusan untuk selesaikan penguburan secepat mungkin. Sejak lama terlibat dalam penguburan jenazah, inilah mayat yang saya tidak talqimkan. Saya bacakan tahlil dan doa yang paling ringkas. Setelah saya pulang ke rumah almarhum dan mengumpulkan keluarganya. Saya bertanya kepada istri almarhum, apakah yang telah dilakukan oleh almarhum semasa hayatnya.
1. Apakah dia pernah menzalimi orang alim ?
2. Mendapat harta secara merampas, menipu dan mengambil yang bukan haknya?
3. Memakan harta masjid dan anak yatim ?
4. Menyalahkan jabatan untuk kepentingan sendiri ?
5. Tidak pernah mengeluarkan zakat, shodaqoh atau infaq ?

Istri almarhum tidak dapat memberikan jawabannya. Memikirkan mungkin dia malu Untuk memberi tahu, saya tinggalkan nomor telepon rumah. Tapi sedihnya hingga sekarang, tidak seorang pun anak almarhum menghubungi saya. Untuk pengetahuan umum, anak almarhum merupakan orang yang berpendidikan tinggi hingga ada seorang yg beristrikan orang Amerika, seorang dapat istri orang Australia dan seorang lagi istrinya orang Jepang. Peristiwa ini akan tetap saya ingat. Dan kisah ini benar-benar nyata bukan rekaan atau isapan jempol. Semua kebenaran saya kembalikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala pencipta jagad raya ini.

Kepada semua pembaca setia DI, tanyalah diri kita akankah kita menginginkan peristiwa itu terjadi pada diri kita sendiri, ibu, bapak kita, anak kita atau kaum keluarga kita ?

Wallahu’alam bishshawab, ..Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...

Silahkan DICOPAS atau DI SHARE ..

jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

Kebodohan adalah Kekuatan Dunia Orwellian Pasca 11 September

“Sampai di mana batas kebodohan kita, sampai di situlah wilayah kekuatan imperium. Untuk melawan kekuatan imperium sama artinya kita harus melawan kebodohan kita sendiri.” 

Novel fiksi-politik “1984” karya George Orwell (terbit tahun 1949) mengisahkan secara dramatis dunia masa depan yang mengerikan. Dunia itu dihuni manusia yang menjadi budak salah satu dari tiga negara adidaya, masing-masing dipimpin secara otoriter oleh sebuah partai tunggal, yang berperang satu sama lain. Setiap negara memiliki sistem tersendiri untuk membodohi rakyatnya lewat media yang dimanipulasi. Pikiran dikendalikan, perilaku diawasi semata-mata demi membenarkan tindakan tirannya yang hanya mementingkan kekuasaan dibanding rakyatnya. Inilah dunia Orwellian (mengambil nama sang pengarang).
NIC (National Intelligence Council) pada tahun 2004 mencatumkan dunia Orwellian sebagai salah satu skenario masa depan di samping tiga skenario lain : Kebangkitan China-India, Pax Americana (Amerika berlanjut menjadi penguasa dunia) dan Khilafah Islam. Namun seolah-olah kita sudah mendapat gambaran yang mendekati kepastian bahwasanya dunia Orwellian itu tidak lain adalah Pax Americana sendiri.
Amerika Serikat adalah imperium yang mengklaim membawa demokrasi namun mendukung rezim-rezim diktator. Ia lalu membodohi rakyat dunia lewat sistem global yang seolah ramah : Bank Dunia, PBB, WHO, IMF, UNICEF.
Pembodohan selanjutnya dilakukan lewat media massa untuk membenarkan kepongahannya. Noam Chomsky dalam bukunya,"Maling Teriak Maling : Amerika Sang Teroris" (terjemahan) memperkenalkan sebuah istilah untuk memudahkan kita menamai sistem pembodohan itu, “newspeak”.
Newspeak adalah sistem penjungkirbalikan istilah. Setiap istilah dapat dikosongkan makna aslinya untuk diberi makna baru, selanjutnya ia dipropagandakan lewat media massa, buku, serangkaian seminar, konferesi dan karya ilmiah. Ketika istilah tersebut sampai di telinga atau mata kita, pikiran kita akan secara otomatis memaknainya dengan makna baru, karena ketika kita bersikukuh dengan makna lama (asli), tiba-tiba saja pikiran kita akan merasa aneh, janggal, terasing dan kriminal.
Sebagai contoh, bayangkan kata “terorisme” dalam pikiran Anda, lalu apa yang terbayang? Mengapa muslim, mengapa Imam Samudera, Osama, Al-Qaeda? Tidakkah Anda berpikir tentang Khmer Merah? Atau militer yang mengkudeta presiden Chili terpilih (demokratis) Savador Allende pada 11 September 1973? Masukkan nama “Abu Bakar Ba’asyir” dalam pikiran Anda. Apa yang terpikir? File apa yang muncul? Ya, dialah sang pemimpin Jamaah Islamiyah, pimpinan cabang Al-Qaeda Indonesia yang mengomando aksi-aksi pengeboman dari balik jeruji. Entri-lah kata “Syariat Islam” atau “Khilafah”, lalu muncullah dunia Wahabian yang kolot, kejam, pengekangan perempuan dan seterusnya.
Newspeak juga berlaku untuk istilah-istilah lain seperti militan, kebebasan, mutual-respect, radikalisme dsb. Mengapa kita tidak berpikir makna yang lain? Barangkali saja kita berpikir makna yang lain, namun segera kita merasa terasing, aneh, dan membangkang. Seperti itulah Amerika mengendalikan pikiran rakyat dunia agar satu arus dengan ideologinya. Chomsky menyebutnya “the American Ideological System”.
Pikiran adalah hal pertama yang mesti dikendalikan oleh Amerika untuk menyukseskan perang melawan musuh baru. Itulah sebabnya konon pasca serangan 11 September 2001, pagi-pagi George W. Bush menyerukan untuk melarang peredaran buku Kitab Tauhid karangan Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab, serupa dengan mantan wakil presiden Indonesia di periode yang lalu yang menyerukan melarang semua buku karya Sayid Quthb. Buku adalah pembentuk pikiran yang juga mesti dikendalikan (oleh Amerika).
Selanjutnya pikiran dikendalikan lewat media elektronik, dari CNN hingga TVOne, perhatikan bagaimana istilah-istilah di atas masuk ke dalam pikiran kita dengan makna baru, membentuk pikiran kita agar sesuai dengan ideologi mereka. Ketika pikiran manusia dicekoki istilah-istilah lama dengan makna baru lalu terbodohi dengannya, barangkali inilah yang dinamakan jahiliyah (kebodohan) yang serupa dengan jahiliyahnya Mekkah pra-Islam.
Jahiliyah bukan tidak bisa calistung, melainkan bodoh dari makna yang hakiki. Maka Muhammad SAW, segera setelah dilantik menjadi Nabi, berupaya meredefinisi istilah-istilah, dimulai dari pengertian istilah “Tuhan” (rabb, ilah). (Atas dasar ini juga Syed Naquib al-Attas, intelektual Malaysia kelahiran Indonesia, membangun “Islamisasi Ilmu Pengetahuan”. Ia melakukan pemaknaan kembali (Islamisasi) terhadap istilah-istilah yang sudah di-Barat-kan. Dimulai dari istilah “ilmu”).
Kebodohan rakyat dunia seperti ini menjadi penopang utama imperium Amerika. Kebodohan ini memberikan kekuatan pada Amerika untuk mengobarkan perang Afghan dan Irak, karena rakyat dunia secara “terpaksa tidak sadar” membenarkan rasionalisasi tindakan itu. kebodohan ini memberi kekuatan pada Amerika mengintervensi madrasah untuk menghapus materi jihad dari kurikulum, karena rakyat dunia mengamini kata jihad yang dalam kamus Newspeak (Newspeak Dictionary) berarti terorisme.
Kebodohan rakyat dunia membuat hadirin memberi applause pada pidato Obama di Kairo yang berbusa tentang “muttual respect” antara Barat dan Islam, pada saat yang sama anak buahnya sedang menjatuhkan bom di Pakistan!
Hampir tiga dekade lalu, novel Orwell itu seolah menyodorkan satire untuk perilaku Amerika itu ketika menyebutkan slogan Partai Ing-Soc di negara Oceania yang Orwellian itu : "KEBODOHAN ADALAH KEKUATAN" (IGNORANCE IS STRENGTH).
Ya, kebodohan kita adalah kekuatan imperium. Sampai di mana batas kebodohan kita, sampai di situlah wilayah kekuatan imperium. Untuk melawan kekuatan imperium sama artinya kita harus melawan kebodohan kita sendiri. Kebodohan akan agama kita, kebodohan akan makar musuh Islam. “1984” menampilkan tokoh resistensi bernama “Emmanuel Goldstein” yang melawan arus newspeak dengan akal sehatnya, walaupun ia mesti dinihilkan oleh rezim Ing-Soc lalu menjadi korban “newspeak” pula : kriminal yang harus dibenci, dicaci dan dicerca. Persis begitu orang-orang terasing (ghuraba) masa kini, untuk melawan kebodohan (jahiliyah) mestilah menjadi korban newspeak : distigma sebagai radikalis-fundamentalis, musuh seluruh dunia. Rasulullah SAW bersabda,
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Awal kedatangan Islam sebagai sesuatu yang asing dan ia akan kembali (menjadi) asing sebagaimana awalnya, maka kebahagiaan bagi orang-orang yang asing”. (HR Muslim)
Islam menjadi terasing ketika melawan arus ideologi newspeak. Akan tetapi justru itulah tugas kita. Di masa ketika dunia dikendalikan oleh kekuatan imperium hingga ke pikiran, langkah pertama untuk melawan adalah dalam pikiran itu sendiri, revolusi pemikiran. Dari pikiran kita melawan kebodohan, ke alam nyata kita melawan kekuatan.


Penulis : Reza Ageung S (jahizuna.com)  

Dimanakah Allah?


Sebenarnya, al-Qur-an dan as-Sunnah sarat akan berita-berita tentang sifat-sifat Allah yang bisa menambah keimanan, ketakjuban, kecintaan sekaligus rasa takut kita kepada-Nya. Boleh dibilang, Allah memperkenalkan diri-Nya lebih dekat lagi pada hamba-hamba-Nya melalui al-Qur-an dan as-Sunnah. Salah satunya adalah kabar bahwa Dirinya bersemayam di atas  ‘Arsy-Nya.

Ayat-Ayat Tentang Allah di Atas ‘Arsy
Kabar tentang keberadaan Dzat Allah Yang Mahasuci berada di atas langit, bersemayam di atas ‘Arsy-Nya ditegaskan dalam banyak ayat, berikut ini adalah beberapa di antaranya :

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”. [QS. Yunus : 3]

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [QS. Ar-Ra’du : 2]

“Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy.”  [QS. Thaaha : 5]

“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa,kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” [QS. Al-Furqan : 59]

Hadits Tentang Allah Di Atas ‘Arsy
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah, setelah Dia menetapkan takdir bagi segenap makhluk, Dia menulis sebuah catatan di dalam kitab yang berada di sisi-Nya di atas ‘Arsy-Nya (yang berbunyi) : ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului kemurkaanku’”. [Bukhari: 6/2700, Muslim: 4/2108. Lih. Manhaj al-Imam asy-Syafi’i fii Itsbatil ‘Aqidah hal. 351]

‘Arsy berada di atas langit ke tujuh. Ada banyak ayat yang menjelaskan penciptaan tujuh lapis langit ini. Di antaranya adalah firman Allah : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat”[QS. Nuh: 15]“(Allah) Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.” [QS. Al-Mulk: 3].

Sedangkan keberadaan ‘Arsy di atas tujuh lapis langit, dijelaskan dalam kisah Isra’-Mi’raj yang derajatnya mencapai mutawatir, yaitu diriwayatkan dari banyak jalur yang kesemuanya shahih [lihatMukhtasar al-‘Uluw hal. 90].

Dalam peristiwa Isra’-Mi’raj, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  naik bersama Jibril ‘alaihissalam menembus langit dunia, terus naik sampai langit ke tujuh dan Sidratul Muntaha. Kemudian beliau menghadap Allah untuk menerima perintah shalat. Dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Rasulullah  Shallallahu Alaihi wa Sallam menceritakan : “Maka aku menemui Tuhanku Yang Maha Suci dan Maha Tinggi sementara Dia berada di atas ‘Arsy-Nya”.[lihat Mukhtasar al-‘Uluw hal. 87]

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda : “Sungguh di dalam surga ada 100 tingkatan yang telah disediakan Allah bagi orang-orang yang berjuang di jalan-Nya. Setiap tingkatan jaraknya seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika kalian meminta, mintalah surga Firdaus, karena sesungguhnya ia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, dan di atasnya ada ‘Arsy ar-Rahman Yang Maha Pemurah, dan darinya bersumber air sungai-sungai di surga.” [Bukhari: 6/2700]

Dalil-Dalil Pendukung
Dalil bahwa Allah bersemyam di atas ‘Arsy, didukung oleh dalil-dalil yang menyatakan atau menyiratkan Kemahatinggian (al-’Uluw) Allah dan keberadaan-Nya di atas langit, seperti ayat-ayat berikut ini :

“Mereka (para malaikat yang di langit) takut pada Tuhan mereka yang ada di atas mereka, dan mereka mengerjakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka.” [QS. An-Nahl: 50]

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?”. [QS. Al-Mulk: 16-17]

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.” [QS. Al-Ma’arij: 4]

“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir”. [QS. Ali Imran: 55]

Adapun keterangan yang datang dari baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di dalam banyak hadits di antaranya adalah : “Tidakkah kalian percaya kepadaku, padahal aku ini adalah kepercayaan yang ada di langit (yaitu Allah)”. [HR. Bukhari no.4351 Kitabul Maghazi; Muslim no.1064 Kitabuz Zakat]

Di antara dalil dan bukti yang paling jelas akan keberadaan Allah di atas langit adalah hadits dari Mu'awiyah bin Al-Hakam As-Salami yang menceritakan ketika beliau hendak membebaskan (Jariah) hamba perempuannya, maka beliau bertanya kepada Rasulullah Shallallahu “Alaihi wa sallamkemudian baginda menyuruh agar hamba tersebut dipanggil lalu baginda Nabi Shallallahu “Alaihi wa sallam bersabda : “Di manakah Allah?”. Dia menjawab : “Di Langit”.  Baginda Shallallahu “Alaihi wa sallam bertanya lagi : “Siapa aku?”. Jawab Jariah : “Engkau adalah Rasulullah”. Lalu baginda Shallallahu “Alaihi wa sallam berkata : “Merdekakan dia kerana dia adalah Mu’minah”.

Takhrij hadis ini seperti berikut :
  • Muslim bin Hajjaj dalam Shahih Muslim, no: 537.
  • Malik bin Anas dalam al-Muwattha', no: 1468.
  • Abu Daud al-Tayalisi dalam al-Musnad, no: 1105.
  • Muhammad bin Idris as-Syafi'i dalam al-Umm, no: 242.
  • 'Abd al-Razzaq dalam al-Musannaf, no: 16851.
  • Ibn Abi Syaibah dalam al-Musannaf, no 30333.
  • Ahmad bin Hanbal dalam al-Musannaf, no: 7906, 23762, 23765 & 23767.
  • Abu Daud al-Sajastani dalam Sunan Abu Daud, no: 930 & 3282.
  • Ibn Qutaibah dalam Ta'wil Mukhtalaf al-Hadis, no: 272.
  • 'Utsman bin Sa'id al-Darimi dalam al-Rad 'ala al-Jahmiyyah, no: 62.
  • al-Harith bin Abi Usamah dalam al-Musnad, no: 015.
  • 'Amr bin Abi 'Ashim al-Shaibani dalam al-Sunnah Li Ibn Abi 'Ashim, no: 489.
  • al-Nasai dalam Sunan al-Nasai, no: 1142, 7708, 8535 & 11401.
  • Ibn Jarud dalam al-Muntaqa, no: 212.
  • Ibn Khuzaimah dalam Kitab al-Tauhid wa Itsbat Sifat al-Rabb 'Azza wa Jalla, no: 178, 179, 180, 181 & 182.
  • Abi 'Uwanah dalam al-Musnad, no: 1727 & 1728.
  • Abu al-Husain 'Abd al-Baqi' dalam al-Mu'jam al-Sahabah, 735.
  • Ibn Hibban dalam Sahih Ibn Hibban, no: 165 & 2247.
  • al-Thabrani dalam Mu'jam al-Kabir, no: 937 & 938.
  • Muhammad bin Ishaq bin Manduh dalam al-Iman, no: 091.
  • al-Lalaka'I dalam Syarah Usul I'tiqad Ahl al-Sunnah, no: 652.
  • Abu Nu'aim al-Asbahani dalam al-Musnad al-Mustakhraj 'ala Sahih Imam Muslim, no: 1183.
  • Ibn Hazm dalam al-Muhalla, no: 1664.
  • al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra, no: 15266, 15268, 19984 & 19985.
  • 'Abd Allah bin Muhammad bin 'Ali al-Harawi dalam al-'Arba'in fi Dalail al-Tauhid, no: 011.

Hadits di atas adalah SHAHIH. Imam Muslim telah memasukkan hadits ini kedalam kitab Sahihnya pada kitab (
الصلاة والمواضع المساجد) dalam bab (إباحتِه مِن كَان ما ونسخ الصلاة في الكلام تحريم). Bahkan sangat masyhur karena banyaknya hadits ini diriwayatkan seperti takhrij di atas.

Ada sebahagian golongan yang sangat anti kepada wahabi, mereka kononnya berhujjah berlandaskan al-Quran dan Sunnah. Padahal kenyataannya mereka hanyalah mengikut hawa nafsu semata karena mereka mengingkari aqidah para salaf yang menyatakan bahwasanya Allah bersemayam di atas ‘Arsy. Mereka mempertahankan aqidah “ALLAH WUJUD BILAA MAKAN” (Allah ada tanpa tempat dan arah), tidak di atas, tidak dibawah, tidak di depan, tidak di belakang, tidak di dalam dan tidak di luar. Bahkan, mereka ingkar dengan hadits di atas dengan menjatuhkan darjatnya kepada dha’if karena semata-mata ingin membenarkan hujjah mereka.

Para Salafus Shaleh tidak pernah mentakwil ataupun menukar (tahrif) makna hadits ini. Hadits ini juga menunjukkan bahwa tidak salah jika kita berkata Allah itu di atas langit, karena Allah itu di atas 'Arsy dan 'Arsy itu adalah di atas langit. Sebagaimana Firman Allah :

“Tuhan yang Maha Pemurah beristiwa di atas 'Arsy”. [QS. Thaha: 5]

“Kemudian Dia beristiwa ke arah langit dan langit itu masih merupakan asap”. [QS. Fushsilat: 11]

“Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia beristiwa di atas 'Arsy”. [QS. As-Sajdah: 4]

Apakah yang dimaksudkan dengan "Istiwa"? Istiwa (استوى) bermakna tinggi di langit. Ini sebagaimana pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir dalam Tafsir Ath-Thabari. Setelah itu Ibn Jarir menyebut : "Makna yang paling benar tentang firman Allah "kemudian Dia bersemayam diatas 'Arsy" adalah tinggi di atas langit dan meninggi, kemudian Ia mengatur langit dengan kekuasaan-Nya dan menciptakannya menjadi tujuh langit."

Berkata Imam Ibnu Katsir Rahimahullah : “Dan adapun FirmanNya Ta’ala : "Ar-Rahman yang bersemayam diatas 'arsy", maka pada masalah ini ada pendapat yang banyak dan bukanlah di sini tempat membahaskannya dan sesungguhnya hendaklah diikuti dalam masalah ini madzhab Salaf As-Shaleh : Malik, Auza’i, As-Tsaury, Al-Laith bin Saad, Asy-Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahuwaih, dan selainnya daripada imam-imam muslimin dahulu dan sekarang yaitu melalukannya seperti mana datangnya tanpa takyif (memberi rupa), dan tidak pula tsaybih (penyerupaan), dan tidak pula ta’thil (membatalkan sifat”. (Tafsir Al-Quran Al-'Adzhim)

Inilah pandangan Salafus Shaleh dan inilah pendapat yang lebih patut didahulukan dibandingkan pendapat ulama-ulama mutaakhkhirin yang telah mengubah atau mentakwil Istawa dengan makna 'menguasai' seperti golongan asya’irah.

Ibn 'Abd al-Barr menjelaskan tentang hadis ini : "Dan adapun hadits jariah : Di manakah Allah? Maka menjadi pegangan atasnya oleh jamaah ahlu sunnah dan mereka adalah juga ahli hadits dan seluruh perawi yang memahaminya, mereka semua berkata sebagaimana firman Allah dalam kitabnya : "al-Rahman Bersemayam di atas 'Arsy." Dan bahawa sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla di langit dan Ilmunya pada setiap tempat. (Al-Istizkar: al-Jamii' li mazhab Fuqaha al-Ansar wa 'Ulama al-Aqtar)

Perkataan Ulama Imam Empat Mazhab
1. IMAM ABU HANIFAH berkata : “Tidak patut bagi seseorang untuk mengatakan sesuatu tentang Zat Allah kecuali kepada diriNya, dan tidak boleh seseorang mengatakan sesuatu tentang Allah dengan pendapat (ra’yu) nya. Maha Suci serta Maha Tinggi Allah Ta’ala, Rabb semesta Alam.” (Syarhul Aqidah at-Tahawiyah (2/472), tahqiq Dr. At-Turky, Jalaulm’Ainain, ms. 368)

Ketika Imam Abu Hanifah ditanya tentang nuzuluIlah (turunnya Allah), ia menjawab : “Dia turun dengan tidak kita menanyakan bagaimana (kaifiatnya) caranya.” (Aqidatus salaf Ashabil Hadis, ms. 42, al-Asma’ Was Sifat oleh al-Baihaqi, ms. 456)

Imam Abu Hanifah berkata lagi : “Barangsiapa yang berkata : “Aku tidak tahu Rabbku, di langit atau di bumi?”, berarti ia kafir. Begitu juga seseorang menjadi kafir apabila mengatakan bahwa Allah itu di atas ‘Arasy, tetapi aku tidak tahu adakah ‘Arsy itu di langit atau di bumi”. (al-Fiqhul Absath, ms. 46)

Imam Abu Hanifah berkata kepada seseorang wanita yang bertanya : “Dimanakah Ilahmu yang engkau sembah itu?”. Ia menjawab : “Sesungguhnya Allah itu ada di langit bukan di bumi.” Lalu datanglah seorang pemuda mengajukan pertanyaan: “Bagaimana dengan ayat
 : “Dia bersama kamu dimana kamu berada.” (QS. Al-Hadid : 4) ??

Imam Abu Hanifah menjawab : “Dia seperti engkau menulis surat kepada seorang lelaki dengan mengatakan, sesungguhnya aku selalu bersamamu, padahal engkau tidak ada di sampingnya.” (al-Asma’ was Sifat, ms. 429)

2. IMAM MALIK BIN ANAS. Abu Nu’aim mentakhrijkan dari Ja’far bin Abdillah berkata : “Ketika kami sedang berada di samping Malik bin Anas, datanglah seorang pemuda lalu bertanya : “Wahai Abu Abdillah, Ar-Rahman (Allah yang Maha Pengasih) bersemayam di atas ‘Arsy, bagaimana bersemayam-Nya?”. Mendengar pertanyaan ini, Imam Malik menjadi berang dan marah. Lalu ia menundukkan muka ke bumi seraya menyandarkannya ke tongkat yang dipegangnya hingga tubuhnya bersimbah peluh. Setelah ia mengangkat kepalanya, ia lantas berkata : “Cara bersemayamNya tidak diketahui (tidak dapat digambarkan), sedang istiwanya (bersemayamnya) telah jelas dan diketahui, beriman kepadanya adalah wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah. Aku menyangka engkau adalah si pelaku bid’ah.” Lalu beliau menyuruh orang itu keluar. (Hilyatul Aulia’ (VI/325-326), Ibn Abdil Barr dalam at-Tauhid (VI/151), Al-Baihaqi dalam al-Asma’ Was Sifat, ms. 498, Ibn Hajar dalam Fathul Bari (XIII/406-407), Az-Zahabi dalam al-Uluw, ms. 103)

3. IMAM MUHAMMAD IDRIS AS-SYAFI’I. Imam Syafi’i Rahimahullah berkata : “Allah Tabaraka wa Taala memiliki asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat yang telah disebutkan oleh KitabNya dan diberitakan oleh NabiNya Shallallahu ‘Alaihi wa sallam kepada umatnya, yang tidak boleh diingkari oleh sesiapa pun dari makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah sampai kepadanya dalil bahwa al-Quran turun membawa keterangan tentang hal tersebut, juga sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh perawi yang adil dan tsiqah telah jelas-jelas shahih yang menerangkan masalah itu. Maka barangsiapa yang mengingkari atau berbeda dengan semuanya itu padahal hujjah (dalil/ keterangan) tersebut telah jelas baginya, bererti ia kafir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Adapun jika ia menentang karena belum mendapat hujjah/ keterangan tersebut, maka ia diampuni karena kebodohannya, kerana pengetahuan tentang semuanya itu (sifat-sifat Allah dan asma’-Nya) tidak dapat dijangkau oleh akal dan pemikiran.

Yang termasuk ke dalam keterangan-keterangan seperti itu adalah juga keterangan-keterangan Allah S.ubhanahu Wa Ta’ala bahwa Dia Maha Mendengar dan bahwa Allah itu memiliki tangan sesuai dengan firmanNya : “Bahkan Tangan Allah itu terbuka.” (QS. Al-Maidah: 64). Dan bahwa Allah memiliki tangan kanan, sebagaimana dinyatakan : “Dan langit digulung dengan tangan kananNya.”(QS. Az-Zumar : 67), dan bahwa Allah itu memiliki wajah, berdasarkan firmanNya yang menetapkan : “Dan tiap-tiap sesuatu itu pasti binasa, kecuali Wajah Allah”. (QS. Al-Qashash : 88), “Dan kekallah wajah Rabbmu yang mempunyai keagungan dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 27). Juga bahwa Allah mempunyai tumit, sesuai dengan pernyataan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam “Sehingga Rabb ‘Azza wa Jalla meletakkan tumit-Nya pada Jahannam.” (Riwayat Bukhari, no: 4848 dan Muslim, no: 2848) dan Allah tertawa berdasarkan sabda RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa sallam tentang orang yang mati fi sabilillah : “Ia akan bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla sedang Allah tertawa kepadanya”. (Riwayat Bukhari, no : 2826 dan Muslim, no : 1890).

Dan bahwa Allah turun ke langit dunia pada setiap malam berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam tentangnya. Begitu juga keterangan bahawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu tidak buta sebelah mataNya berdasarkan pernyataan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam ketika baginda menyebut dajjal, baginda bersabda : “Dajjal itu buta sebelah matanya, dan sesungguhnya Rabbmu tidaklah buta (sebelah mataNya).” (Riwayat Bukhari, no: 7231 dan Muslim, no: 2933). Dan bahwa orang-orang mukmin pasti akan melihat Rabb mereka pada hari kiamat dengan pandangan mata mereka seperti halnya mereka melihat bulan di malam purnama, juga bahawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala mempunyai jari-jemari seperti ditetapkan oleh sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam :“Tidaklah ada satu jari pun melainkan ia berada di antara dua jari dari jari-jari ar-Rahman ‘Azza wa Jalla.” (Riwayat Ahmad IV/182, Ibnu Majah I/72, Hakim I/525 dan Ibn Mandah ms.87. Imam Hakim mensahihkannya dipersetujui oleh az-Zahabi dalam at-Talkhis)

Semua sifat-sifat ini yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri bagi diriNya dan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam untukNya, hakikatnya tidaklah dapat dijangkau oleh akal atau fikiran dan orang yang mengingkarinya kerana bodoh (tidak mengetahui keterangan-keterangan tentangnya) tidaklah kafir kecuali jika ia mengetahuinya tetapi ia mengingkarinya, barulah ia kafir. Dan bilamana yang datang tersebut merupakan berita yang kedudukannya dalam pemahaman seperti sesuatu yang disaksikan dalam apa yang didengar, maka wajib baginya sebagai orang yang mendengar berita tersebut untuk mengimani dan tunduk kepada hakikat hal tersebut dan mempersaksikan atasnya seperti halnya ia melihat dan mendengar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam.

Namun kita tetapkan sifat-sifat ini dengan menafikan (meniadakan) tasybih sebagaimana Allah telah menafikannya dari diriNya dalam firmanNya : “Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura : 11). (Dinukil daripada I’tiqadul Aimmatil Arba’ah oleh Dr. Muhammad bin Abdurrahman al-Khumais)

4. IMAM AHMAD BIN HANBAL. Ibnu Taimiyah menyebut kata-kata Imam Hanbal : “Kita beriman kepada Allah itu di atas ‘Arsy sesuai dengan kehendak-Nya tanpa dibatasi dan tanpa disifati dengan sifat yang kepada-Nya seseorang yang berusaha mensifati-Nya telah sampai atau dengan batas yang kepada-Nya seseorang yang membatasinya telah sampai. Sifat-sifat Allah itu (datang) dariNya dan milikNya. Ia mempunyai sifat seperti yang Ia sifatkan untuk diriNya, yang tidak dapat dijangkau oleh pandangan.” (Ta’arudh al-‘Aqli wa al-Naqli II/30)

Ibnul Jauzi dalam al-Manaqib menyebutkan tulisan (surat) Imam Ahmad bin Hanbal kepada Musaddad yang di antara isinya ialah : “Sifatilah Allah dengan sifat yang denganNya Ia telah mensifati diriNya dan nafikanlah dari Allah apa-apa yang Ia nafikan dari diriNya. (Manaqib Imam Ahmad, ms. 221)

Di dalam kitab ar-Raddu ‘ala al-jahmiah tulisan Imam Ahmad, ia mengucapkan : “Jahm bin Safwan telah menyangka bahawa orang yang mensifati Allah dengan sifat yang dengannya Ia mensifati diriNya dalam kitabNya, atau dengan yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallamdalam haditsnya adalah seorang kafir atau termasuk Musyabbihah (orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk).” (Ar-Raddu ‘ala al-Jahmiah, ms. 104)

Demikian pernyataan-pernyataan para Imam empat untuk membuktikan aqidah para salaf adalah sama dan tidak ada penambahan juga tidak ada pengurangan. Tidak ada takwil dengan makna tahrif apatah lagi menta’tilkan yaitu mengosongkan dari sembarang sifat. Maka, jelas aqidah yang benar dan selamat adalah yang mengatakan Allah bersemayam di atas ‘Arsy sebagaimana hujjah-hujjah yang telah diberikan di atas tadi. Mereka golongan asya’irah mati-matian hendak menyelewengkan, fakta yang ada sebaliknya jawaban mereka sendiri menguburkan hujjah mereka kerana ketidakjujuran mereka dalam menukilkan tulisan ulama-ulama silam. Semoga Allah membukakan hati mereka agar terus mengkaji sehingga menemui kebenaran yang amat lezat jika dapat dirasakan oleh siapa yang pernah merasakannya yang dinamakan sebagai al-Hidayah.

Catatan Penting
Kita wajib meyakini bahwa Allah tidak butuh kepada tempat ataupun kepada ‘Arsy, karena ‘Arsy adalah makhluk-Nya. Allah menciptakan ‘Arsy dan memilihnya sebagai singgasana untuk-Nya padahal Dia tidak butuh terhadap ‘Arsy, adalah dalam rangka hikmah yang besar dan agung, yang hanya diketahui oleh-Nya. Kita wajib menjauhkan diri dari tasybiih, yaitu menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dalam hal ini. Kita tidak boleh mengatakan—misalkan saja—: “Allah bersemayam di atas ‘Arsy seperti duduknya seorang Raja di atas singgasananya (Maha Suci Allah dari serupa dengan makhluk-Nya).” Karena Allah berfirman : “Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura : 11)

Demikian juga kita tidak boleh menolak bersemayamnya Allah di atas ‘Arsy dengan alasan penyerupaan dengan sifat makhluk. Yakini dan benarkan, jangan ditolak, jangan pertanyakan bagaimana Allah bersemayam, jangan dibayangkan, jangan dimisalkan, serahkan kaifiat (bagaimana)-nya kepada Allah karena hanya Dia yang tahu. Yang jelas, kaifiat bersemayamnya Allah di atas ‘Arsy tidak sama dengan makhluk-Nya dan berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Inilah aqidah yang saliim (selamat). Wallahu a’lam...